Selasa, 03 Juni 2014

Sejarah Candi Borobudur


Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan yang terbesar kedua setelah candi Budha Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada beberapa versi tentang asal-usul nama candi ini. Versi pertama mengatakan bahwa nama ini berasal dari bahasa Sansekerta Borobudur adalah "bara" yang berarti "kompleks candi atau biara" dan "beduhur" yang berarti "tinggi / di atas".

Versi kedua mengatakan bahwa Sejarah Borobudur nama kemungkinan berasal dari kata "sambharabudhara" yang berarti "teras lereng gunung". Versi ketiga ditafsirkan oleh prof. Dr Poerbotjoroko Borobudur menjelaskan bahwa kata berasal dari kata "bhoro" yang berarti "biara" atau "asrama" dan "budur" yang berarti "di atas".

Poerbotjoroko pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr W.F. Stutterheim yang menemukan Bodorbudur berarti "biara di atas bukit". Sementara itu, versi lain yang diusulkan oleh Prof J.G. de Casparis berdasarkan prasasti Karang Tengah, mengatakan bahwa Borobudur berasal dari kata "bhumisambharabudhara" yang berarti "tempat pemujaan roh leluhur".






Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, JG de Casparis dalam disertasinya pada tahun 1950 mengatakan bahwa sejarah Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga diperkirakan dari Sayilendra akal dinasti sekitar Sangkala sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 M) dan dapat hanya bisa diselesaikan oleh anak perempuan bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M), dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarma.

Versi lainnya

Asal Sejarah Borobudur - Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh Buddha Wahayana. Dalam sejarah Candi Borobudur, ada berbagai teori yang menjelaskan asal nama Candi Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudhara Borobudur kemungkinan yang berarti "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.


Selain itu ada beberapa orang etimologi lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran suara ke Borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara dikatakan berasal dari biara kata, sementara ada juga penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti candi atau komplek biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi intinya adalah sebuah biara atau asrama yang terletak di tempat tinggi.


Sejarawan J.G. Casparis dalam disertasinya de untuk doktor pada tahun 1950 menemukan bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan Karangtengah prasasti dan Kahulunan, Casparis memperkirakan Borobudur adalah pendiri dinasti raja Dinasti Mataram bernama Samaratungga, melakukan konstruksi sekitar 824 AD


Gedung baru raksasa dapat diselesaikan pada saat putrinya, Ratu Pramudawardhani. Borobudur Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah juga menyebutkan tentang penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh CR? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam? L? N disebut Bh? Misambh? Ra. Para Kam panjang? L? N berasal dari kata yang berarti asal-usul tempat pertama, kuil leluhur untuk memuliakan, mungkin nenek moyang dari dinasti Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh? Mie Sambh? Ra Bhudh? Ra dalam bahasa Sansekerta berarti "Bukit ditetapkan sepuluh tingkat kebajikan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.





Lokasi candi ini yang terletak di perbukitan di atas desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah barat laut dari Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh membentang dari timur ke barat. Sedangkan timur adalah Gunung Merapi dan Merbau, dan sisi barat ada Gunumg Sindoro Sumbing.

Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta batu andesit atau 50.000m persegi setara dengan membangun Candi Borobudur. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti kebanyakan kuil, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, dan tubuh bagian atas. Kaki bangunan yang disebut Kamadhatu, yang menceritakan kesadaran penuh dengan nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang berarti tingkat kesadaran yang masih terikat nafsu, materi dan bentuk. Meskipun tidak lagi terikat Aruphadatu nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kehampaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar